Sabtu, 12 Februari 2011

Kisah Kisah Hidup Manusia

''Aku sangat hafal tabiat anak itu. Dia begitu keras kepala dengan sikapnya. Sangat tipis kemungkinan dia kembali ke rumah. Itulah sebabnya kenapa aku menjadi gundah begini.''

''Bapak sudah lapor polisi?''
''Sudah, tapi belum ada jawaban.''
''Apa yang bisa saya bantu, Pak?'' Badil mencoba berbasa-basi menawarkan tenaga untuk mencari putra seniornya itu. Tapi dalam hati kecilnya ia sendiri tidak merasa yakin bisa membantu Pak Tabah. ''Terima kasih, dik Badil. Saya akan terus menungggu sampai dia kembali pada saya. Saya juga ingin tahu sampai sejauh mana dia tega menyakiti hati ayahnya.''
Badil hanya bisa terdiam.

***

Hari-hari terus berjalan. Minggu-minggu terus merangkak. Pak Tabah dan Badil bekerja sebagaimana biasanya. Mengurusi segala persoalan dan keperluan mayat-mayat yang keluar-masuk ke kantornya. Hanya saja Pak Tabah masih tetap dengan wajahnya yang tua dan murung itu. Kondisi tubuhnya juga semakin menurun. Ia jadi sering sakit. Putranya belum juga kembali. Sudah hampir tiga minggu anak semata wayangnya itu minggat dari rumahnya. Berbagai jenis mayat setiap hari berdatangan diantar petugas rumah sakit atau pihak kepolisian. Pak Tabah dan Badil seperti biasa sibuk dengan tugas-tugasnya mengurusi mayat-mayat itu. Memandikan, mencatat dan mengemasnya dalam peti mati.

Senja hari ketika Badil sedang enak-enaknya istirahat, datang mayat baru diantar petugas rumah sakit dan beberapa polisi. Menurut petugas yang mengantar, mayat tersebut ditemukan di sebuah kamar kos di tepi kota. Mayat berjenis kelamin laki-laki itu tidak berindentitas. Dari perawakannya diperkirakan mayat tersebut berusia kurang-lebih 20 tahun. Mulut si mayat keluar buih. Dokter yang melakukan visum terhadap si mayat memperkirakan mayat tersebut sebagai korban over dosis heroin atau sejenisnya.

Badil dan petugas rumah sakit mengantar mayat yang akan digelari Mr. X tersebut ke ''kamar kos''-nya yang baru. Kalau tidak ada keluarga yang mengakui memiliki mayat itu, sudah dapat dipastikan si mayat akan berjasa besar dalam ilmu anatomi yang dipelajari oleh para mahasiswa Fakultas Kedokteran.

Setelah mengemasi mayatdalam peti mati, Badil termenung sendiri di kamar mayat itu. Pikirannya melayang menjelajahi sosok mayat Mr.X yang telah dikemasnya itu. Mayat korban over dosis narkoba beginya sudah biasa di kota ini. Tapi mayat yang satu ini mengganggu pikirannya. Ia teringat cerita Pak Tabah tentang anaknya yang minggat. Ia terkenang wajah tua yang selalu murung itu sejak kepergian anak yang sangat dicintainya.

Badil masih termenung. Kini wajahnya tambah murung. ''Mudah-mudahan besok Pak Tabah sudah bisa bekerja kembali dan aku akan memperkenalkannya dengan Mr.X,'' harapnya.

Tapi Pak Tabah telah jatuh sakit. Sejak mengurus sekian banyak mayat yang datang beruntun, kondisi tubuhnya telah mulai menurun. Kini ia hanya bisa terbaring di rumahnya ditemani keponakannya. Pak Tabah masih setia menunggu putra yang sangat dicintainya itu kembali ke rumah. Ia hanya bisa menunggu. Aroma mayat segar telah mengurapi sekujur tubuhnya yang letih dan kesepian.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons